Pengembangan industri agro di Indonesia terbukti mampu membentuk per tumbuhan ekonomi nasional. Di tengah krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998, industri agro ternyata menjadi sebuah aktivitas ekonomi yang mampu berkontribusi secara positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pada umumnya dan pertumbuhan ekonomi Kota Cimahi pada khususnya. Selarna masa krisis, walaupun sektor lain mengalami kemunduran atau pertumbuhan negatif, industri agro mampu bertahan dalam jumlah unit usaha yang beroperasi. Kelompok industri agro yang tetap mengalami pertumbuhan antara lain yaitu pengolahan makanan/ bahan pangan terutama yang mengandalkan potensi/bahan baku lokal yang tersedia di wilayahnya masing-masing. Kelompok industri agro ini dapat berkembang dalam keadaan krisis karena tidak bergantung pada bahan baku dan bahan tambahan impor serta peluang pasar ekspor yang besar.

  • Data potensi & produk unggulan perindustrian agro

Beberapa produk unggulan Kota Cimahi sudah merambah pasar nasional bahkan ada yang tembus ke pasar internasional. Produk olahan makanan yang merupakan produk unggulan Kota Cimahi diantaranya adalah bandrek Cihanjuang yang pemasarannya sudah merambah pasar nasional bahkan tembus ke pasar internasional yaitu pasar di Benua Asia dan Eropa. Produk unggulan lainnya yang menggali potensi lokal Kota Cimahi yaitu berbagai produk olahan umbi-umbian (singkong, ubi jalar, kentang, bawang, wortel, jahe, kencur, dsb)

  • Data potensi & produk unggulan perindustrian non agro

Industri kecil dan Menengah (IKM) memegang peranan penting bagi pere konomian Indonesia, karena sektor ini dapat mengatasi permasalahan per erataan dalam distribusi pendapatan antar wilayah, Selain itu Industri kecil dan Menengah (IKM) terbukti mampu bertahan dan terus berkembang di tengah krisis, karena pada umumnya sektor ini masih memanfaatkan sumberdaya  lokal, baik itu untuk sumberdaya manusia, modal, bahan baku, hingga perala- tan, artinya sebagian besar kebutuhan Industri kecil dan Menengah (IKM) tidak mengandalkan barang impor Salah satu contohnya krisis yang terjadi pada tahun 1998, dimana justru pada saat itu Industri kecil dan Menengah (IKM) yang berorientasi ekspor mengalami windfall profit akibat depresiasi rupiah karena mereka mendapatkan penghasilan dalam dolar Amerika Serikat. Industri kecil dan Menengah (IKM) juga tidak terpengaruh oleh credit crunch karena pada umumnya sektor ini tidak ditopang dana pinjaman dari bank, melainkan dari dana sendiri untuk mengembang kan usahanya, sehingga tidak terlalu terpengaruh ketika terjadi krisis. Kecenderungannya Industri kecil dan Menengah (IKM) yang banyak menyerap tenaga kerja membuat sektor ini juga intensif dalam menggunakan sumberdaya lokal. Banyaknya jumlah orang yang bekerja pada Industri kecil dan Menengah (IKM) memperlihatkan betapa pentingnya peranan Industri kecil dan Menengah (IKM) dalam membantu memecahkan masalah pengangguran dan pemerataan distribusi pendapatan. Lokasinya yang banyak di pedesaan membuat pertumbuhan dari Industri kecil dan Menengah (IKM) ini akan menimbulkan dampak positif terhadap peningkatan jumlah tenaga kerja, pengurangan jumlah kemiskinan, pemerataan dalam distribusi pendapatan, dan pembangunan ekonomi di pedesaan. Dengan kata lain, pengembangan Industri kecil dan Menengah (IKM) merupakan bagian dari strategi pembangunan ekonomi yang pro-poor (pro kemiskinan) dan pro-job (pro penciptaan lapangan pekerjaan). Peran Industri kecil dan Menengah (IKM) non-agro adalah memberikan tambahan peningkatan Kemampuan dan pengembangan para pelaku IKM khususnya non-agro yaitu klaster telematika, TPT, dan craft dengan kegiatan sosialisasi, pelatihan, dan bimbingan.